Minggu, 03 Maret 2013

Sisi Lain Senioritas

Courtesy of FMKI Pusat
Di post saya yang sebelumnya mengenai Alasan kuliah di Perguruan Tinggi Kedinasan , saya menjelaskan mengapa kuliah di perguruan tinggi kedinasan itu beda, dan menantang. Kebanyakan menolak adanya senioritas karena banyaknya kasus. Kali ini,saya akan paparkan sisi lain dari senioritas, yang mengajari bagaimana dengan senioritas, dapat survive dalam kehidupan.


1. Senioritas = Ikatan kuat

Mungkin masih ada yang berpikiran, kalau adanya senioritas dan semi militer, pendidikan selama kuliah di perguruan tinggi kedinasan akan menjadi suram. Itu bagi yang belum mengalami. Faktanya, hampir semua taruna dan mahasiswa perguruan tinggi kedinasan merasakan, dengan adanya senioritas, akan menambah komunikasi yang erat antara senior-junior, sehingga tercipta ikatan yang kuat sebagai sesama mahasiswa atau taruna di suatu PTK, sehingga pada nantinya setelah lulus nanti, akan sangat berguna dalam hal silaturahmi. Inilah benefit adanya senioritas. Ikatan kuat antara senior-junior bahkan hingga lulus.

2. Dari Junior ke Senior, belajar memahami yang di bawah

Kebanyakan "junior" bertindak sebagai "bawahan" dalam segala kegiatan di kampusnya. Junior disuruh ini, disuruh itu, harus mau, dan tidak boleh membantah. Tidak lain dan tidak bukan, ini adalah salah satu cara, ketika nantinya junior sudah menjadi senior, ia bisa memahami bagaimana ketika menjadi junior, dan perasaan junior ketika itu. Dengan begitu, diharapkan senior dapat lebih bijak dalam bertindak, dan dapat memahami bagaimana membina agar junior nantinya menjadi senior yang baik. Dan ketika nanti sudah bekerja, mereka akan memahami dan menghargai orang - orang yang berada di bawah jabatannya. Selain itu, hal ini juga melatih kedisiplinan terhadap perintah atasan, terutama ketika bekerja.

Tentu saja, ketika senior menyuruh yang tidak masuk akal, dalam hal ini, junior dapat mempertanyakannya. 

3. Senior, panutan Junior ketika bertindak

Ketika memasuki dunia sebagai junior, hal yang ia lakukan adalah mencontoh apa yang dilakukan seniornya. Dengan begitu, junior akan merasa, ia bisa survive dan aman ketika ia melakukan seperti apa yang dilakukan seniornya, karena menganggap mereka sudah melewati masa junior dan ketika menjadi senior, ia memahami bagaimana kehidupan di sana. Di sisi lain, senior harus menunjukkan teladan yang terbaiknya. Pepatah mengatakan, satu teladan lebih baik daripada seribu nasihat. Dengan menunjukkan teladan yang baik, ia dapat mengajari dan memberikan contoh perilaku yang diharapkan, yang pada nantinya ketika junior menjadi senior, ia akan melakukan hal yang sama, memberikan teladan kepada junior.

4.  Ketika junior salah, senior ditegur terlebih dahulu

Tugas senior adalah membimbing juniornya. Ketika juniornya melakukan kesalahan, yang pertama di cari adalah senior yang membimbing secara langsung juniornya tersebut, dan akan ditanyakan pertanggungjawabannya. Menjadi senior berarti harus membimbing juniornya dalam sikap, mental, maupun kepribadian.

Itulah sekilas senioritas yang saya dapat paparkan. Harapannya, pandangan akan senioritas lebih terbuka dan berkembang positif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar